Thursday, October 26, 2023

Bos Asuransi Jiwa Ungkap Strategi Investasi Kala IHSG Turun

 


PT Kontakperkasa - Industri asuransi jiwa menjadi salah satu 'investor' besar di pasar modal. Sebagian besar investasinya ditaruh di reksadana dan saham.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, dari sebanyak 60 perusahaan asuransi jiwa terkumpul sekitar Rp 537 triliun aset investasi.

Dari capaian tersebut, lebih dari Rp 200 triliunnya diinvestasikan dalam bentuk obligasi atau sukuk, baik punya pemerintah maupun swasta.

Kemudian, aset investasi gabungan reksadana dan saham tercatat sebanyak lebih dari Rp 300 triliun. Reksadana dapat berbentuk fixed income atau ekuitas.

"Perusahaan asuransi adalah investor yang long term, kami tidak actively di market, karena jangka waktu investasi kami jangka panjang," kata Budi di Jakarta, Rabu, (25/10/2023).

Yang namanya investasi, pasti mengalami up trend dan down trend. Lebih jauh, Budi pun menjelaskan strategi investasi yang umum digunakan perusahaan asuransi ketika pasar sedang melemah.

Budi mengaku, ketika pasar modal atau IHSG misalnya, sedang dalam posisi pelemahan, maka pendapatan investasi perusahaan asuransi jiwa juga turun dengan persentase yang sama. Misalnya, jika pasar turun 13%, maka pendapatan investasi asuransi juga drop sekitar 11%-14%.

"Ketika market drop kami tidak pull out, bayangkan kalau Rp300 triliun ikut pull out dari bursa dropnya sedalam apa lagi?," papar Budi.

Diketahui, perusahaan asuransi menerapkan prinsip liabillity driven investment. Suatu perusahaan harus menyesuaikan investasi dengan durasi jatuh tempo nasabahnya. Sehingga pada saat jatuh tempo klaim, perusahaan bisa membayarnya. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com


Tuesday, October 24, 2023

Harga Minyak Bisa Naik ke US$ 100/Barel Imbas Perang Hamas-Israel, Jika...

 


PT KP Press - Harga minyak dunia berfluktuasi seiring dengan berkecamuknya perang Hamas-Israel. Harganya sempat naik di atas US$ 91 per barel pada Senin karena upaya diplomatik untuk mengatasi krisis di Timur Tengah semakin intensif.
Namun harganya kembali jatuh di kemudian hari, di bawah US$ 90 per barel. Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa Amerika Serikat (AS) hampir mencapai kesepakatan untuk meringankan sanksi terhadap Venezuela.
 

Selasa (24/10/2023), harga minyak turun pada Senin sore setelah Washington Post melaporkan, AS dan Venezuela telah menyetujui kesepakatan yang akan melonggarkan pembatasan terhadap industri minyak Venezuela dengan imbalan pemilihan presiden yang lebih bebas di negara tersebut tahun depan.

Minyak mentah berjangka Brent, yang merupakan patokan minyak internasional, naik ke US$ 91 per barel di jam-jam Asia pada Senin, naik sedikit dari harga penutupan di Jumat US$ 90,89 per barel. Kini telah turun, terakhir diperdagangkan pada US$ 89,65 per barel.

West Texas Intermediate, patokan AS, juga sempat naik menjadi US$ 87,98 per barel, dibandingkan dengan harga penutupan Jumat US$ 87,68 per barel. Itu perdagangan terakhir pada US$ 86,50 per barel.

Di sisi lain, para investor khawatir perang Israel-Hamas dapat memicu konflik yang lebih luas di kawasan kaya minyak tersebut, hingga berujung semakin memperketat pasokan minyak global.

Berbicara kepada CBS pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, ada risiko eskalasi konflik ini. Hal ini meskipun tidak ada laporan intelijen baru yang menyatakan bahwa tingkat ancaman dari Iran telah berubah.

Analis di ANZ Research memperkirakan, harga minyak bisa mencapai US$ 100 per barel dalam jangka pendek karena meningkatnya risiko eskalasi regional. Baik Israel maupun Gaza bukanlah pemasok minyak yang signifikan, namun risiko terhadap pasar minyak dinilai akan meningkat jika konflik meluas.

"Jika (Iran) ikut terlibat, hingga 20 juta barel per hari minyak bisa berisiko terganggu secara langsung dan melalui terhambatnya logistik," tambah mereka.

Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes menilai, risiko Timur Tengah akan mendominasi lanskap harga aset global. Konflik yang berlangsung dapat semakin membebani pasokan minyak global.

"Konflik yang sedang berlangsung dapat semakin membebani pasokan minyak global dari waktu ke waktu karena berpotensi mengurangi kemungkinan normalisasi Saudi-Israel dan menimbulkan risiko penurunan produksi minyak Iran, yang menyebabkan lonjakan harga minyak lebih lanjut," katanya.

Harga minyak global telah meningkat sejak akhir Juni karena pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia, hingga memicu kekhawatiran berkurangnya pasokan global. Langkah-langkah baru AS bertujuan untuk menaikkan biaya upaya Rusia untuk membatasi harga minyaknya, mungkin juga telah mendorong harga minyak lebih tinggi. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Friday, October 20, 2023

Bursa CPO Meluncur, RI bakal Punya Harga Acuan Sendiri Awal 2024

 


PT Kontakperkasa - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menargetkan Indonesia memiliki harga acuan sendiri crude palm oil (CPO) mulai awal 2024. Hal ini sejalan dengan telah diluncurkannya bursa CPO.
Perdagangan bursa berjangka CPO ini telah dimulai hari ini, Jumat (20/10/2023). Bappebti mempercayakan pengelolaan CPO kepada PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX).

"Harapannya dalam waktu dekat terumuskan sehingga kuartal I 2024 ini bisa menjadi price reference (harga acuan) karena makin banyak yang ikut bursa," kata Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, Live Transaksi Perdagangan CPO melalui Bursa Berjangka di Kantor ICDX, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023).

Saat ini sudah ada 18 perusahaan yang bersedia masuk ke dalam bursa. Dia berharap banyak perusahaan yang berkontribusi dalam perdagangan bursa CPO, demi Indonesia memiliki harga acuan sendiri.

Didid menjelaskan harga acuan CPO itu nantinya diharapkan digunakan oleh berbagai instansi, termasuk Kementerian Perdagangan dalam membentuk Harga Patokan Ekspor (HPE), serta digunakan pemerintah daerah (Pemda) dan Kementerian Pertanian untuk membentuk harga tandan buah segar (TBS) sawit.

"Price reference adalah kami mengeluarkan harga acuan aja. Nanti masing-masing instansi kementerian dan lainnya termasuk pemda silahkan menggunakan apa, tentunya menggunakan ini. Tetapi kami tidak akan memaksa harus ini, tetapi ini adalah yang fair, karena sudah dihasilkan dalam perdagangan yang fair," ujar Didid.

Namun, Didid mempersilakan pemerintah daerah untuk menggunakan harga acuan yang lainnya. Hanya saja, dia meminta harga acuan yang digunakan bisa dipertanggungjawabkan.

"Memang tidak dipaksa karena contohnya misalnya kan Malaysia nggak pernah memaksa Indonesia HPE menggunakan Malaysia. Indonesianya aja ingin gitu kan. Justru inilah yang ingin kita ganti. Kita ingin ini harga patokan di mana pun apapun. Inginnya kita," pungkasnya.

Didid menegaskan, kehadiran bursa CPO di Indonesia bukan untuk berkompetisi dengan bursa CPO milik Malaysia.

"Kita tidak bermaksud berkompetisi dengan bursa Malaysia, tidak bukan itu, justru kami akan berkolaborasi dengan Malaysia karena kita tahu, sawit kita dapat tantangan dari Uni Eropa," tutupnya. - PT Kontakperkasa

Sumber : detik.com


Thursday, October 12, 2023

Perang Israel-Hamas vs Rusia-Ukraina: Lebih Sengsara Mana?

 


PT KP Press - Pecahnya perang antara Israel-Hamas menjadi sorotan dunia dan menimbulkan kekhawatiran mengenai lonjakan harga energi yang pernah terjadi usai perang Rusia-Ukraina meletus tahun lalu. Namun, pertanyaannya adalah "apakah peperangan kali ini akan mengulang permasalahan yang telah terjadi?"
Terdapat beberapa perbedaan antara dua peperangan ini. Salah satu perbedaan dalam kedua peperangan ini diantaranya adalah dampak mulai dari krisis energi dan pangan, situasi makro yang berbeda, hingga ancaman meluasnya perang.

Melesatnya harga energi dan pangan akibat perang Rusia-Ukraina utamanya terlihat pada komoditas batu bara, minyak, hingga gandum. Kenaikan harga ini disebabkan oleh adanya penolakan produk komoditas Rusia oleh negara pendukungnya akibat serangannya pada Ukraina, terganggunya produksi, hingga distribusi.

Hal ini tentunya akan berdampak signifikan, mengingat Rusia memiliki peran penting dalam pasokan batu bara global sebagai eksportir terbesar ke-3 dunia. Rusia menyumbang sekitar 45% kebutuhan energi ke Eropa.

Rusia dan Ukraina memasok 25,6% dari pasar gandum dunia, 23,9% barley dan 13% jagung.  Rusia juga menjadi tulang punggung dunia untuk produk pupuk sehingga perang melambungkan ongkos pertanian.

Berkurangnya ekspor Rusia akan mengurangi pasokan global, sehingga permintaan lebih tinggi dari pasokan dan harga pun terdorong.
Permasalahan diperparah dengan adanya kondisi makro ekonomi yang sedang menghadapi fase commodity super cycle akibat adanya kekurangan pasokan akibat efisiensi yang dilakukan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Alhasil, harga batu bara terbang hingga menyentuh level tertinggi sepanjang masa menembus level US$ 450 per ton. Persoalan diperparah dengan adanya serangan balasan dari Rusia yang menghentikan pasokan gas pipa Nord Stream untuk Eropa.


Impor energi fosil dari Rusia
Di sisi lain, suku bunga masih berada di level yang relatif rendah, sehingga strategi mengendalikan harga dapat dilakukan dengan pengetatan.

Sementara itu, Ukraina merupakan penghasil komoditas penting untuk sektor pangan. Ukraina adalah salah satu produsen dan eksportir pertanian terbesar di dunia dan memainkan peran penting dalam hal ini memasok minyak sayur dan biji-bijian ke pasar global.

Produk pertanian adalah ekspor terpenting Ukraina. Pada tahun 2021 jumlahnya mencapai US$27,8 miliar, menyumbang 41 persen dari keseluruhan ekspor negara itu senilai $68 miliar.

Masalah perang Rusia-Ukraina yang terjadi menyebabkan adanya gangguan pada sektor energi dan pangan, sehingga berbagai pihak khawatir akan terjadinya krisis.

Perang Israel Vs Hamas

Kembali ke perang Israel-Hamas, kedua wilayah ini tidak memiliki produk komoditas hulu yang berkontribusi penting terhadap dunia. Tetapi, kedua negara ini memiliki dukungan dari negara pemasok energi penting dunia, khususnya minyak dan gas.

AS yang mendukung Israel merupakan produsen minyak dan gas terbesar dunia. Sedangkan, Iran yang mendukung Hamas juga berperan penting terhadap kontribusi energi global.

Masalah ini dapat mengancam pasar keuangan lebih luas, sebab konflik yang berada di Timur Tengah ini merupakan wilayah penting untuk sumber energi, khususnya minyak dan gas. Dan lagi, negara pendukungnya juga berkontribusi besar untuk energi dunia.

Secara makro ekonomi, inflasi yang mulai terkendali dapat kembali meningkat, sehingga kebijakan pengetatan suku bunga dapat kembali terjadi. Hal ini dapat menyebabkan perekonomian semakin melambat yang dapat mengakibatkan resesi, bahkan krisis perbankan - seperti yang telah terjadi semasa SVB, Silvergate, Signature Bank - dapat memberi efek domino ke perekonomian dapat semakin parah.

Dari segi perekonomian, Israel dipimpin oleh sektor teknologi tinggi yang berorientasi ekspor dan semangat inovasi, dengan peralatan berteknologi tinggi dan berlian potong sebagai ekspor utama.

Israel sendiri termasuk 10 negara eksportir senjata terbesar dunia. Keberhasilan serangan Israel dapat memberi daya tarik negara lain, khususnya dari kekuatan senjata yang dimiliki Israel. Hal tersebut memungkinkan permintaan senjata Israel akan mengalami kenaikan.

Selain itu, terdapat beberapa komoditas lainnya yang merupakan produk andalan ekspor Israel, seperti perhiasan, alat kesehatan, mesin, bahan kimia, dan sebagainya. Adanya peperangan memungkinkan akan mengganggu aktivitas produksi perusahaan terkait sektor tersebut, sehingga mengganggu pasokan dan mendorong kenaikan harga produk.

Turki yang termasuk lima negara importir terbesar dari Israel berkemungkinan mengurangi impornya, sebab negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdoğan tersebut menunjukkan dukungan pada Palestina.

Permasalahan yang berkepanjangan yang menarik dukungan beberapa negara lain dapat semakin memanas, sehingga memungkinkan adanya gangguan dagang antar negara, hingga menyeret ikut campur dalam peperangan.

Berikut komoditas ekspor impor dan negara yang berdagang dengan Israel yang dilansir dari situs HKTDC. - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Tuesday, October 10, 2023

Tak Peduli Timur Tengah Memanas, Bursa Asia Dibuka Bergairah

 


PT Kontakperkasa - Bursa Asia-Pasifik dibuka kompak menguat pada perdagangan Selasa (10/10/2023), meskipun ada tekanan dari memanasnya situasi di Timur Tengah setelah kelompok militan Palestina Hamas menyerang militer Israel.
Per pukul 08:32 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang terbang 2,38%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,84%, Shanghai Composite China menguat 0,29%, Straits Times Singapura melesat 0,97%, ASX 200 Australia melonjak 1,18%, dan KOSPI Korea Selatan melompat 1,29%.

Pasar saham Hong Kong kembali dibuka normal pada hari ini, setelah kemarin pasar saham Hong Kong mengalami hari perdagangan yang diperpendek hanya dua jam karena sesi pagi terpaksa dibatalkan akibat adanya topan Koinu.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,59%, S&P 500 bertambah 0,63%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,39%.

Sebelum ditutup menghijau, Wall Street sempat dibuka di zona merah, karena kekhawatiran pelaku pasar akan dampak dari memanasnya situasi di Timur Tengah.

Pelaku pasar sempat khawatir bahwa harga komoditas energi seperti minyak akan terbang setelah ketegangan di Timur Tengah kembali memanas akibat penyerangan Hamas ke Israel pada akhir pekan lalu.

"Saya pikir ini (pasar yang sempat melemah) adalah reaksi sesaat dan kaget dari pasar. Kekhawatiran itu kini sedikit mereda. Namun, perlu beberapa hari ke depan untuk memahami berapa besar dampak dari perang ini terhadap pasar," tutur Anna Rathbun, analis dari CBIZ Investment Advisory Services., dikutip dari CNBC International.

Konflik Israel-Palestina memanas pada Sabtu pekan lalu setelah kelompok militan Hamas melancarkan invasi, yang tampaknya mengejutkan Israel.

Lebih dari 700 warga Israel tewas dalam apa yang disebut Hamas sebagai Operasi Banjir Al Aqsa, dan setidaknya 490 warga Palestina tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza.

Sebagai informasi, Hamas adalah kelompok perlawanan Israel yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

Meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut dapat berdampak pada pasar energi, dan beberapa ahli memperkirakan akan terjadi "lonjakan mendadak" pada harga minyak.

Melansir CNBC International, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melejit 4,35% pada Senin kemarin, diperdagangkan di atas US$ 86,4 per barel.

Meskipun Israel dan Palestina bukanlah pemain utama dalam sektor energi global, kedua negara tersebut berlokasi di kawasan penting untuk produksi minyak yang dapat mempunyai implikasi lebih luas.

"OPEC+, kartel minyak yang mencakup Rusia yang bukan anggota OPEC, akan tetap berhati-hati dalam setiap langkah untuk memperluas produksi minyak lebih lanjut dan mengubah rencana pengurangan," kata Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman kepada CNBC International, Minggu (8/10/2023).

Di sisi lain, tekanan bursa saham masih terjadi dari imbal hasil Treasury 10-tahun yang menyentuh 4,78% atau level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Meningkatnya ketegangan juga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar yang membuat pelaku pasar khawatir akan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Friday, October 6, 2023

Emas Antam Stagnan, Segini Harga Segram

 



PT KP Press - Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) pada perdagangan hari ini, Jumat (6/10/2023) tidak mengalami perubahan dan tetap di Rp1.043.000 per gram.
Namun untuk buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas ingin menjual emas batangannya, mengalami peningkatan harga yaitu naik Rp1.000 di harga Rp920.000 per gram.
 
Mengutip laman logammulia.com, cetakan emas terkecil yakni 0,5 gram, berada di level Rp571.500. Sedangkan, untuk satuan 5 gram, dihargai Rp4.990.000, dan 10 gram Rp9.925.000.

Lebih lanjut, untuk harga emas 50 gram dijual sebesar Rp49.295.000. Sementara untuk ukuran emas yang terbesar, yakni 500 gram dan 1.000 gram masing-masing dibanderol sebesar Rp491.820.000 dan Rp983.600.000.


Sekedar informasi, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Adapun sesuai dengan PMK No. 34/PMK 10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45%, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi.

Berikut rincian harga pecahan emas batangan Antam hari ini:
 
- Emas 0,5 gram: Rp571.500

- Emas 1 gram: Rp1.043.000
- Emas 2 gram: Rp2.026.000

- Emas 3 gram: Rp3.014.000

- Emas 5 gram: Rp4.990.000

- Emas 10 gram: Rp9.925.000

- Emas 25 gram: Rp24.687.000

- Emas 50 gram: Rp49.295.000

- Emas 100 gram: Rp98.512.000

- Emas 250 gram: Rp246.015.000

- Emas 500 gram: Rp491.820.000

- Emas 1.000 gram: Rp983.600.000.- PT KP Press

Sumber : okezone.com

Wednesday, October 4, 2023

Harga Emas Antam Naik Rp 1.000 per Gram Hari Ini

 


 

PT Kontakperkasa - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami kenaikan pada Rabu (4/10/2023). Dikutip dari laman Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di level Rp 1.040.000.

Harga emas Antam naik tipis sebesar Rp 1.000 dari harga hari sebelumnya yang berada di level Rp 1.039.000 per gram. Sementara harga buyback juga naik Rp 1.000 menjadi Rp 916.000 dari harga sebelumnya Rp 915.000.

Berikut ini adalah harga emas batangan Antam dalam berbagai pecahan lain pada Rabu (4/10/2023).

- Harga emas 0,5 gram: Rp 570.000


 
- Harga emas 1 gram : Rp 1.040.000

- Harga emas 5 gram : Rp 4.975.000

- Harga emas 10 gram: Rp 9.895.000

- Harga emas 25 gram: Rp 24.612.000

- Harga emas 50 gram: Rp 49.145.000

- Harga emas 100 gram: Rp 98.212.000

- Harga emas 500 gram: Rp 490.320.000

- Harga emas 1.000 gram: Rp 980.600.000 - PT Kontakperkasa

Sumber : republika.co.id

Monday, October 2, 2023

Analisa XAUUSD Hari Ini: Turun karena Government Shutdown AS

 


 

Analisa Teknikal

 PT KP Press - Prediksi untuk Gold pada hari ini cenderung masih dalam penurunan, perlu untuk diwaspadai pada minggu ini masih ada sentimen Shutdown Government AS, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terjadi penguatan terhadap gold dalam jangka pendek. Hari ini akan ada berita “ISM Manufacturing PMI” yang diprediksi akan membuat USD cenderung melemah karena pengaruh dari shutdown. Mungkin nanti malam akan cenderung terjadi perubahan arah harga sehingga ini masih menjadi peluang untuk investor emas.  

Berdasarkan Indikator Moving Average (50) juga harga sempat menahan dan sekarang berada di bawah garis moving average yang menandakan bahwa pergerakan cenderung mendukung untuk penurunan dan pola kenaikan terhadap gold ini diprediksi relative jangka pendek sehingga tidak menutup kemungkinan ke depannya aakan melanjutkan pelemahan. Pola kelanjutan arah harga ini juga didukung dengan Analisa Candlestick dan perubahan untuk kelanjutan arah trend.

Analisa Fundamental

Harga emas jatuh dua kuartal berturut-turut setelah pelemahannya dimulai pada bulan Agustus dan berlangsung hingga September, ditekankan oleh penurunan minggu ini - terburuk selama lebih dari dua tahun.

Emas berjangka Desember yang paling aktif di Comex New York, berakhir turun 0,74% di $1.864,70/oz pada sesi Jumat. Emas ini jatuh 3% untuk minggu ini, penurunan mingguan terbesar sejak terjadi kejatuhan hampir 6% selama seminggu hingga 11 Juni 2021 lalu.

Untuk kuartal ketiga, emas Comex turun sekitar 3%, setelah jatuh 2% pada Agustus dan 5% pada September yang mengurangi peningkatan 4% pada Juli. Pada kuartal kedua, emas berjangka turun hampir 4%.

Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian traders daripada emas berjangka, juga turun 0,87% di $1.848,73. Seminggu ini, emas spot jatuh 4% dan turun 4,7% bulan ini.

Lebih signifikan lagi, emas menyerah pada bulan September untuk mempertahankan level bullish utama di $1.900/oz yang telah bertahan sejak pertengahan Agustus. Hal ini terjadi setelah beberapa investor menganggap dolar - saingan utama emas - sebagai safe haven yang lebih baik karena pertumbuhan ekonomi AS relatif lebih unggul dibanding negara lain di dunia.

Produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 2,1% year-on-year di kuartal kedua, setelah tercatat 2,2% di kuartal pertama. PDB diproyeksi tumbuh 2,1% sepanjang tahun 2023. Sebaliknya, ekonomi kawasan euro diproyeksi tumbuh hanya 0,7% tahun ini.

Yields obligasi dan dolar terlihat menekan emas lebih lanjut meskipun terjadi penurunan, Namun, lebih dari itu semua, emas terkena dampak negatif dari aksi jual obligasi AS yang membuat dolar terbang dan investor mengejar yields.

Yields obligasi, yang berpatokan pada imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, berada di bawah 4,58 pada hari Jumat setelah mencapai level tertinggi 16 tahun di hampir 4,69 pada hari Kamis.

"Emas semakin tertekan di sini meskipun ada sedikit ketenangan di pasar obligasi karena investor kembali masuk ke ekuitas. Yields riil tidak akan turun dalam waktu dekat dan hal ini masih membuat emas tetap tergantung.

Indeks Dolar tetap bertahan di sekitar 106 - menambah beban emas - setelah capai level tertinggi 10 bulan di 106,84 pada hari Rabu.

Dolar bertahan meskipun data inflasi terbaru yang mendorong harapan bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertahankan suku bunga pada rapat kebijakan bulan November. Indeks Personal Consumption Expenditure (PCE), pengukur harga yang diikuti dengan cermat oleh the Fed, naik sebesar 0,4% bulan lalu, sedikit di bawah ekspektasi Wall Street untuk kenaikan 0,5%.

The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah ketika terakhir kali bertemu pada 20 September, setelah menambahkan 25 bps pada bulan Juli. The Fed telah menaikkan suku bunga 11 kali sejak Maret 2022, menambahkan 5,25 poin persentase ke suku bunga dasar sebelumnya yang hanya mencapai 0,25%. Sementara bank sentral menahan suku bunga bulan ini, Fed masih mempertahankan proyeksi bahwa kenaikan 25 bps mungkin terjadi dalam salah satu dari dua rapat yang tersisa untuk tahun ini, yang dijadwalkan pada bulan November dan Desember.

Emas juga tidak dapat menarik tawaran safe-haven dari shutdown government AS yang membayangi setelah Partai Republik di Kongres menunda pendanaan untuk menjaga agar lembaga-lembaga publik tetap berjalan. - PT KP Press

Sumber : investing.com


KONTAK PERKASA FUTURES | Emas Vs. Instrumen Investasi Lain: Mana yang Lebih Menguntungkan Hari Ini?

  KONTAK PERKASA FUTURES - Debat mengenai mana yang lebih menguntungkan antara emas dan instrumen investasi lain selalu menjadi perbincanga...