Thursday, July 17, 2025

KONTAK PERKASA FUTURES | Emas Vs. Instrumen Investasi Lain: Mana yang Lebih Menguntungkan Hari Ini?

 


KONTAK PERKASA FUTURES - Debat mengenai mana yang lebih menguntungkan antara emas dan instrumen investasi lain selalu menjadi perbincangan menarik bagi investor. Pada hari ini, Kamis, 17 Juli 2025, dengan kondisi pasar yang masih penuh gejolak, perbandingan ini menjadi semakin relevan. Keputusan investasi yang bijak memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik masing-masing aset dan bagaimana mereka bereaksi terhadap kondisi ekonomi yang berbeda. Emas, saham, obligasi, dan properti, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Emas, sebagai logam mulia, dikenal sebagai "safe haven" dan lindung nilai terhadap inflasi. Keuntungannya adalah stabilitas nilainya, terutama saat pasar lain bergejolak. Emas cenderung tidak terpengaruh langsung oleh fluktuasi suku bunga seperti obligasi, dan risikonya lebih rendah dibandingkan saham dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti. Namun, emas tidak menghasilkan pendapatan pasif seperti dividen saham atau bunga obligasi, dan keuntungannya murni berasal dari apresiasi harga.

Saham menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi melalui apresiasi kapital dan dividen, terutama untuk perusahaan dengan fundamental kuat. Namun, saham juga datang dengan risiko volatilitas yang lebih tinggi, sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, sektor industri, dan sentimen pasar secara keseluruhan. Dalam kondisi ekonomi yang baik, saham dapat mengungguli emas, tetapi dalam krisis, kerugiannya bisa signifikan. Diversifikasi sektoral dan analisis fundamental sangat penting dalam investasi saham.

HARGA EMAS HARI INI -  Obligasi dikenal sebagai aset berpendapatan tetap yang relatif aman, terutama obligasi pemerintah dengan rating tinggi. Obligasi memberikan pembayaran bunga secara berkala dan pengembalian pokok pada saat jatuh tempo. Namun, nilai obligasi dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan suku bunga, dan tingkat pengembaliannya cenderung lebih rendah dibandingkan saham. Obligasi cocok untuk investor yang mencari stabilitas pendapatan dan risiko rendah.

Properti, di sisi lain, menawarkan potensi apresiasi nilai jangka panjang dan pendapatan sewa. Ini juga dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, investasi properti memerlukan modal besar, kurang likuid, dan memiliki biaya perawatan yang signifikan. Selain itu, nilai properti sangat tergantung pada lokasi, kondisi pasar properti lokal, dan perkembangan infrastruktur.

Kesimpulannya, tidak ada satu pun instrumen investasi yang selalu lebih menguntungkan dari yang lain. Idealnya, investor harus mendiversifikasi portofolio mereka dengan menggabungkan berbagai aset, termasuk emas, saham, obligasi, dan mungkin properti, sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi mereka. Emas dapat berfungsi sebagai pelengkap yang sangat baik untuk melindungi portofolio dari volatilitas dan inflasi, memberikan keseimbangan yang diperlukan di tengah ketidakpastian pasar. - KONTAK PERKASA FUTURES

Sumber : Newsmaker.id

Monday, July 14, 2025

PT KONTAK | Antara Sentimen Pasar dan Fundamental Ekonomi

 


PT KONTAK - Tren harga emas hari ini terus menjadi topik hangat yang menarik perhatian, baik bagi investor ritel maupun institusional. Pergerakan harga logam mulia ini tidak hanya dipengaruhi oleh sentimen pasar jangka pendek, tetapi juga oleh fundamental ekonomi global yang lebih dalam. Memahami interaksi antara kedua faktor ini adalah kunci untuk memprediksi arah tren emas dan membuat keputusan investasi yang informasional. Sentimen pasar seringkali menciptakan volatilitas, sementara fundamental memberikan arah jangka panjang.

Dari sisi fundamental ekonomi, kebijakan moneter bank sentral, khususnya Federal Reserve, menjadi salah satu penentu utama tren harga emas. Kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed, yang bertujuan untuk memerangi inflasi, cenderung menekan harga emas karena meningkatkan daya tarik aset berpendapatan tetap. Namun, jika kenaikan suku bunga ini memicu resesi ekonomi, maka sentimen risk-off akan mendominasi, dan emas akan kembali dicari sebagai aset safe haven. Inflasi yang persisten juga menjadi fundamental kuat yang mendukung harga emas dalam jangka panjang.

HARGA EMAS HARI INI -  Sentimen pasar, di sisi lain, dapat berubah dengan cepat berdasarkan berita terbaru, laporan ekonomi, atau peristiwa geopolitik. Misalnya, pengumuman data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memicu lonjakan harga emas dalam waktu singkat, meskipun tren jangka panjang mungkin berbeda. Demikian pula, ketegangan geopolitik yang mendadak dapat menyebabkan investor panik dan beralih ke emas, meskipun dampaknya mungkin tidak bertahan lama jika situasi membaik. Spekulasi di pasar berjangka juga memainkan peran penting dalam menciptakan volatilitas harga jangka pendek.

Hubungan antara harga emas dan dolar AS juga merupakan fundamental penting yang perlu diperhatikan. Secara historis, terdapat hubungan terbalik antara keduanya; ketika dolar AS menguat, harga emas cenderung menurun, dan sebaliknya. Ini karena emas dinominasikan dalam dolar AS, sehingga penguatan dolar membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti ketika kekhawatiran resesi global sangat tinggi, kedua aset ini dapat bergerak searah karena sama-sama dianggap sebagai aset safe haven.

Melihat tren harga emas hari ini, investor perlu melakukan analisis yang komprehensif, mempertimbangkan baik fundamental ekonomi maupun sentimen pasar. Tidak hanya berpegang pada satu indikator, melainkan menggabungkan berbagai data dan analisis akan memberikan gambaran yang lebih akurat. Diversifikasi portofolio dan pendekatan investasi jangka panjang tetap menjadi strategi yang disarankan untuk menghadapi volatilitas pasar dan memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi emas. - PT KONTAK

Sumber : newsmaker.id 

Friday, July 11, 2025

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Antara Sentimen Pasar dan Data Ekonomi Terbaru

 


PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga emas pada perdagangan hari ini menunjukkan dinamika yang menarik, dipengaruhi oleh kombinasi sentimen pasar global dan rilis data ekonomi terbaru. Pasar emas selalu sensitif terhadap perubahan dalam ekspektasi ekonomi, dan setiap data baru dapat memicu pergerakan harga yang signifikan. Pagi ini, emas bergerak dalam rentang sempit, menunjukkan kehati-hatian investor dalam mengambil posisi.

Sentimen pasar saat ini cenderung berhati-hati. Kekhawatiran akan potensi resesi di beberapa ekonomi besar, ditambah dengan ketidakpastian geopolitik, menciptakan lingkungan yang mendukung permintaan akan aset safe-haven seperti emas. Namun, sentimen ini juga dibatasi oleh ekspektasi bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi, yang dapat menekan daya tarik emas.

HARGA EMAS HARI INI -  Data ekonomi terbaru yang dirilis, seperti angka inflasi, pertumbuhan PDB, dan tingkat pengangguran, memiliki dampak langsung pada harga emas. Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mendukung harga emas, karena memperkuat peran emas sebagai lindung nilai. Sebaliknya, data pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat mengurangi permintaan emas sebagai aset safe-haven, karena investor mungkin beralih ke aset yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Misalnya, jika data menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat di Amerika Serikat, ini bisa diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga. Hal ini berpotensi menekan harga emas. Sebaliknya, jika data menunjukkan perlambatan ekonomi, ini dapat memicu kekhawatiran resesi dan meningkatkan permintaan emas.

Melihat ke depan, investor emas akan terus memantau kalender ekonomi dengan seksama. Rapat bank sentral, laporan inflasi, dan data pasar tenaga kerja akan menjadi sorotan utama. Kemampuan untuk menginterpretasikan data ini dan dampaknya terhadap kebijakan moneter sangat penting dalam memprediksi pergerakan harga emas. Emas akan terus menjadi barometer penting bagi sentimen ekonomi global. - PT KONTAK PERKASA FUTURES

Sumber : newsmaker.id 

Thursday, July 10, 2025

KONTAK PERKASA FUTURES | Akumulasi Emas Terus Berlanjut di Tengah Ketidakpastian

 


KONTAK PERKASA FUTURES - Tren akumulasi emas oleh bank sentral di berbagai negara terus berlanjut, bahkan di tengah stabilnya harga emas global hari ini. Langkah ini menunjukkan upaya bank sentral untuk memperkuat cadangan devisa mereka dan mengamankan aset di tengah ketidakpastian ekonomi global serta potensi de-dolarisasi.

Data terbaru menunjukkan bahwa sejumlah bank sentral, terutama dari negara-negara berkembang, secara konsisten menambah cadangan emas mereka. Hal ini didorong oleh keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu dan mendiversifikasi portofolio cadangan. Emas dianggap sebagai aset yang stabil dan tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter negara lain.

HARGA EMAS HARI INI – Peran emas sebagai aset safe haven menjadi semakin penting di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan risiko inflasi global. Bank sentral melihat emas sebagai jaring pengaman yang dapat melindungi nilai cadangan mereka dari fluktuasi pasar dan tekanan ekonomi.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, memberikan dukungan fundamental bagi harga emas dalam jangka panjang. Akumulasi oleh bank sentral menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap emas sebagai aset berharga yang mampu menjaga stabilitas keuangan negara dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi global. – KONTAK PERKASA FUTURES YOGYAKARTA

Sumber : newsmaker.id

Monday, March 3, 2025

BEI Kumpulkan Pelaku Pasar, IHSG Melesat 2% Lebih

 


PT Kontakperkasa Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melonjak naik 1,6% ke 6.370,79 pada pembukaan perdagangan Senin (3/1/2025).
Pada awal sesi pertama perdagangan Sebanyak 277 saham naik, 171 tidak bergerak, dan hanya 97 saham yang berada di zona hijau. Nilai transaksi dalam dua menit pertama perdagangan mencapai Rp 1,03 triliun yang melibatkan 1,14 miliar saham dalam 59 ribu kali transaksi.

Beberapa menit setelah pembukaan, IHSG kembali menanjak dan membukukan kenaikan hingga 2,07% dan masuk ke level psikologis 6.400,34.

Seluruh sektor tercatat mengalami penguatan, dengan sektor keuangan menjadi pemimpin. Saham-saham blue chip tercatat kompak naik dan menjadi penopang penguatan IHSG hari ini.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tercatat menjadi penopang utama pergerakan IHSG hari ini. Saham BBRI melesat nyaris 5% dan berkontribusi atas penguatan IHSG sebesar 24,6 indeks poin.

Kemudian ada Bank Mandiri (BMRI) yang menguat 3% lebih dan berkontribusi sebesar 13,41 indeks poin dan diikuti oleh Bank Central Asia (BBCA) yang naik 2% dengan kontribusi 11,4 indeks poin.

Kemudian ada Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Telkom Indonesia (TLKM) yang juga menjadi penggerak utama perdagangan hari ini.

Adapun Bank Negara Indonesia (BBNI) tercatat naik 2% lebih dengan kontribusi 2,39 indeks poin.

Laju IHSG hari ini memperbaiki kinerja pekan lalu di mana pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, IHSG ditutup ambruk ditutup anjlok 3,31% di level 6.270,60. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak September 2021.

Jatuhnya IHSG kemarin, memperpanjang penurunan yang tercatat telah mencapai 11,43% sepanjang tahun 2025.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku pasar pada Senin, (3/3/2025) mendatang. Iman menyebutkan bahwa BEI juga akan berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mencari solusi yang dapat diterapkan dalam jangka pendek.

"Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar. Sebagai SRO, kami memiliki peran dalam ekosistem ini, dan kami akan berdiskusi dengan para pelaku mengenai apa yang bisa dilakukan, kata Iman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, (28/2/2025).

Salah satu langkah yang sedang dipertimbangkan adalah kebijakan terkait short selling. BEI akan mendengar masukan dari para pelaku pasar guna menentukan apakah kebijakan ini dapat diterapkan dan sejauh mana dampaknya terhadap stabilitas indeks. Ia menekankan pentingnya menghadirkan kabar positif agar investor asing tidak semakin menjauh dan tetap memiliki kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia. - PT Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com

Thursday, November 7, 2024

Breaking! Trump Menang Pilpres AS, IHSG Dibuka Jeblok

 


PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung melemah pada awal perdagangan sesi I Kamis (7/11/2024), di tengah wait and see investor terkait dampak dari menangnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,35% ke posisi 7.358,15. Selang empat menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG makin membesar yakni merosot 0,84% ke 7.321,93.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 967 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 74.868 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini akan diwarnai oleh kemenangan Trump sebagai calon presiden (capres) AS dan keputusan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Capres dari Partai Republik yakni Trump memenangkan pemilu AS, 5 November. Kemenangan Trump dipastikan setelah dirinya meraup 277 suara elektoral kemarin sekitar pukul 05.30 waktu setempat atau 17.30 WIB.

Hingga hari ini pukul 05.21 WIB, Trump sudah mengantongi 265 electoral college sementara rivalnya dari Partai Demokrat yakni Kamala Harris meraup sebanyak 226 electoral college.

Adapun batas electoral vote di AS sendiri adalah 270 suara.

Trump juga memenangkan popular vote, di mana ia berhasil mengumpulkan 72.083.871 suara (51%) sementara Kamala mengumpulkan 67.274.910 (48%)

Suara Trump melampai 270 setelah ia mengamankan negara bagian penentu kemenangan atau swing state, Wisconsin dengan 49% kemenangan. Ia unggul di semua swing states, termasuk Arizona, Michigan, Nevada, Georgia, Nort Carolina dan Pennsylvania.

Kemenangan Trump membuat berbagai aset berisiko di AS bergairah, seperti pasar saham sampai pasar kripto. Wall Street pun ditutup menghijau pasca Trump memenangkan Pemilu AS kali ini.

Berikutnya, usai pemilu AS sudah bisa dipastikan siapa pemenangnya, kini pelaku pasar beralih fokus pada penantian kebijakan suku bunga The Fed.

The Fed sendiri melangsungkan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari sejak kemarin sampai hari ini (6-7 November 2024).

Hasil keputusan kemudian akan kita dapatkan pada Jumat dini hari waktu Indonesia.

Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, menurut perkiraan oleh CME FedWatch Tool kini peluang pemangkasan sudah mencapai nyaris 99%.

Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam siklus ini setelah pengurangan sebesar 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target untuk suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.

Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar juga menantikan data ekonomi yakni cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI) untuk periode Oktober 2024.

Sebelumnya, BI mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 tetap tinggi sebesar US$ 149,9 miliar. Posisi ini turun dibandingkan posisi pada akhir Agustus 2024 sebesar US$ 150,2 miliar.

Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor yang tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal. - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Friday, October 18, 2024

IHSG Dibuka Semangat Lagi, Bersiap Balik ke 7.800-an

 


PT Kontakperkasa - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona hijau pada awal perdagangan sesi I Jumat (17/10/2024), di tengah banyaknya sentimen global pada hari ini mulai dari bank sentral Eropa yang memangkas suku bunga, data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), hingga pertumbuhan ekonomi China.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,55% ke posisi 7.777,31. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas yakni menguat 0,41% ke 7.766,4. IHSG pun mencoba untuk menembus kembali level psikologis 7.800.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 710 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,4 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 65.154 kali.

Pergerakan IHSG di akhir pekan ini dipenuhi oleh kabar penting dari luar negeri. Mulai dari bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang memangkas suku bunga, data tenaga kerja AS, hingga pertumbuhan ekonomi China.

Semalam, ECB memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, menyatakan bahwa inflasi di Zona Euro semakin terkendali meskipun prospek ekonomi blok tersebut semakin memburuk.

Pemotongan suku bunga berturut-turut untuk pertama kalinya dalam 13 tahun ini menandai pergeseran fokus ECB dari upaya menurunkan inflasi ke perlindungan pertumbuhan ekonomi, yang tertinggal jauh di belakang Amerika Serikat selama dua tahun terakhir.

"Kami percaya proses disinflasi berjalan dengan baik dan semua informasi yang kami terima dalam lima minggu terakhir mengarah ke arah yang sama - lebih rendah," kata Presiden ECB, Christine Lagarde dalam konferensi pers.

Lagarde tidak memberikan petunjuk tentang langkah-langkah selanjutnya, tetapi empat sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa pemangkasan keempat kemungkinan akan terjadi pada Desember kecuali jika data ekonomi atau inflasi berubah dalam beberapa minggu mendatang.

Sedangkan di AS semalam, data klaim pengangguran turun sebanyak 19.000 pada pekan yang berakhir 12 Oktober, menandai penurunan terbesar dalam tiga bulan setelah mencapai puncak tertinggi dalam 14 bulan pada pekan sebelumnya.

Total klaim turun menjadi 241.000, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 260.000. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan klaim pada pekan sebelumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh gangguan akibat Badai Helene dan Milton.

Meskipun terjadi penurunan, klaim tetap jauh lebih tinggi dari rata-rata yang terlihat awal tahun ini, mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja AS sejak mencapai puncaknya pasca pandemi.

Sementara itu pada hari ini, Para pelaku pasar juga akan mencermati China akan merilis pertumbuhannya untuk kuartal III-2024.

Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan naik 4,5% pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, melambat dari 4,7% pada kuartal kedua dan mencapai yang terlemah sejak kuartal pertama 2023, menurut jajak pendapat yang dilakukan antara 27 September dan 15 Oktober.

Sebelumnya pada kuartal II-2024 tercatat bahwa ekonominya tumbuh 4,7% (year-on-year/yoy). Ini adalah peningkatan tahunan terlemah sejak kuartal I-2023, di tengah penurunan sektor properti yang berkepanjangan, permintaan domestik yang lemah, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan Barat.

Angka terbaru ini muncul saat partai komunis memulai Pleno Ketiga, sebuah peristiwa politik penting di mana berbagai langkah reformasi kemungkinan akan diluncurkan, bersama dengan rekomendasi untuk tindakan dukungan lebih lanjut guna mempercepat pemulihan.

China mungkin menghimpun tambahan 6 triliun yuan (US$ 850 miliar) dari obligasi pemerintah khusus selama tiga tahun guna merangsang ekonomi yang sedang lesu. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

KONTAK PERKASA FUTURES | Emas Vs. Instrumen Investasi Lain: Mana yang Lebih Menguntungkan Hari Ini?

  KONTAK PERKASA FUTURES - Debat mengenai mana yang lebih menguntungkan antara emas dan instrumen investasi lain selalu menjadi perbincanga...